Pada tanggal 28 Mei 2025, Indonesia Ramah Lansia melalui program Sekolah Lansia menyelenggarakan kegiatan rutin terkait Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Lansia di Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) Istiqomah, Tegallayang, Caturharjo, Pandak, Bantul. Kegiatan pembelajaran ini dihadiri sebanyak 34 lansia yang tergabung dalam sekolah lansia BKL Istiqomah. Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB berlokasi di Tegallayang Wetan, Caturharjo, Pandak, Bantul. Kegiatan ini diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan pemaparan materi oleh narasumber.
Pada pembelajaran kali ini, materi yang disampaikan mengenai Terapi Kognitif Harian pada Lansia oleh narasumber Afrezah, S. KM., MP. H. Selain pemaparan materi mengenai gangguan kognitif dan tanda penurunan fungsi kognitif pada lansia, dipaparkan juga mengenai jenis makanan yang dapat menunda penurunan fungsi kognitif serta penanganan demensia. Disamping itu, untuk menjaga fokus lansia selama pemaparan materi, Afrezah juga memberikan beberapa quiz, seperti tebak nama kota melalui huruf rumpang, teka-teki tebak gambar, dan mencari gambar yang berbeda. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, lansia sangat antusias dan bersemangat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, terutama pada saat sesi quiz. Antusiasme tersebut dapat dilihat dari keaktifan lansia selama sesi tanya jawab.
Tidak hanya pemaparan materi, Afrezah juga mengajak lansia untuk praktik senam otak secara langsung. Hal ini bertujuan agar lansia juga dapat mempraktikkannya secara mandiri di rumah masing-masing sebagai terapi kognitif. Peserta lansia mengikuti senam otak yang diajarkan dengan sangat baik dan bersemangat. Bahkan, saat sesi pembelajaran telah selesai, salah satu lansia memiliki inisiatif maju ke depan dan mengajak yang lainnya untuk mengulangi salah satu jenis senam otak secara bersama.
Dengan demikian, setelah terselenggara kegiatan pembelajaran terapi kognitif diharapkan dapat membantu lansia meningkatkan dan mempertahankan fokus konsentrasi seiring bertambahnya usia agar fungsi kognitif tetap berjalan secara optimal. Selain itu, melalui praktik terapi otak diharapkan mampu mengurangi risiko demensia maupun memperlambat penurunan fungsi kognitif pada lansia.
Ditulis oleh: AS,IRL